viernes, 17 de octubre de 2008

Jamblang: Buah yang Terlupakan

Keanekaragaman hayati yang ada di bumi ini tak hanya digunakan sebagai bahan pangan ataupun untuk dinikmati keindahanannya saja, tetapi juga bermanfaat sebagai bahan untuk mengobati berbagai penyakit. Tanaman yang ada, terutama yang tumbuh di Indonesia dikenal sebagai bahan yang ampuh untuk obat dan digunakan sebagai bahan baku industri obat di Indonesia selain juga sebagai obat-obatan tradisional. Sebenarnya, tanaman buah pun banyak yang berguna sebagai obat dapat juga ditemui sehari-hari.

Apakah Sahabat masih ingat dengan buah Jamblang, Duwet, Jambe Kleng, Jambu Kling, Jambu Kalang, Dhuwak, Jujutan, Klayu, Raporapo Jawa, atau Jambula? Semuanya adalah nama daerah untuk buah Jamblang. Mungkin saat ini sudah sangat jarang Sahabat temui, termasuk MATOA sendiri.

Buah jamblang biasa dimakan segar. Di India dan Filipina, seperti juga kebiasaan di beberapa daerah di Indonesia, buah jamblang yang masak dicampur dengan sedikit garam dan kadang-kadang ditambahi gula, lalu dikocok di dalam wadah tertutup (biasanya dua mangkuk ditangkupkan) sehingga lunak dan berkurang sepatnya. Buah yang kaya vitamin A dan C ini juga dapat dijadikan sari buah, jeli atau anggur. Di Filipina, anggur jamblang diusahakan secara komersial.

Kayunya dapat digunakan untuk bahan bangunan, meskipun tidak istimewa dan agak mudah pecah. Kayu ini cukup kuat, tahan air dan serangan serangga; sekalipun agak sukar dikerjakan. Yang terlebih sering ialah digunakan sebagai kayu bakar. Kulit kayunya menghasilkan zat penyamak (tanin) dan dimanfaatkan untuk mewarnai (ubar) jala. Kepingan kecil pepagan ini juga terkadang dibubuhkan untuk menghambat keasaman tuak. Daunnya kerap digunakan sebagai pakan ternak.

Beberapa bagian tanaman ini juga dipergunakan sebagai bahan obat, tradisional maupun modern. Kulit batang, daun, buah dan bijinya acapkali digunakan sebagai obat kencing manis, murus (diare), dan beberapa penyakit lain. Bahkan simplisia dari kulit batang (dikenal sebagai Syzygii cortex) dan biji jamblang (disebut Syzygii semen) dahulu dianjurkan sebagai sediaan apotek yang tidak wajib. Di samping tanin, bahan aktif yang dikandungnya antara lain adalah glukosida yambolin (jamboline).

Pohon jamblang juga sering ditanam sebagai pohon peneduh di pekarangan dan perkebunan (misalnya untuk meneduhi tanaman kopi), atau sebagai penahan angin (wind break). Bunga-bunganya baik sebagai pakan lebah madu.

Jadi, bila Sahabat ingin berpartisipasi dalam upaya penyelamatan keanekaragaman hayati Indonesia, Sahabat dapat melakukannya dengan menanam dan memelihara tanaman Jamblang, ataupun tanaman - tanaman yang sudah langka lainnya. Misalnya Buni, Lobi - lobi, Kecapi, Bisbul, dan lain - lain.

Sumber :

iptek.net.id

wikipedia.org

lunes, 13 de octubre de 2008

Green Radio: Bulan Adopsi Pohon

Green Radio mengadakan Bulan Adopsi Pohon sepanjang Oktober di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dengan kegiatan puncak pada 24-25 Oktober 2008.

Adapun rangkaian kegiatannya antara lain :

Penanaman 2000 bibit pohon

Bakti sosial

Hiburan rakyat

Sarasehan Petani

Untuk menanam 2000 bibit pohon Rasamala dan Puspa sebagai pohon asli Taman Nasional Gede Pangrango, Green Radio mengundang Anda sebagai relawan. Green Radio bakal menanggung transportasi dan akomodasi Anda selama kegiatan.

Anda berminat petualang di Gede Pangrango sambil menanam pohon untuk menyelamatkan lingkungan? Silakan daftarkan diri Anda melalui Septa di nomor 021-8573388 ext. 114 atau sms ke 0815 737 33991. Tempat terbatas hanya untuk 50 orang relawan!

lunes, 6 de octubre de 2008

Wisata Sejarah, Budaya dan Konservasi Bareng Komunitas Indonesia-Geographic

Temans.

Mari kita mempelajari sejarah, budaya dan konservasi dengan cara yang menarik, yaitu dengan cara rekreasi. Acara ini diselenggarakan oleh Komunitas Indonesia-Geographic.

Wisata ini merupakan wisata bahari menuju Kepulauan Seribu. Tujuan diadakannya wisata ini adalah untuk memperkenalkan kepada masyarakat sejumlah tempat peninggalan sejarah dan suaka margasatwa yang tersebar di laut Kepulauan Seribu.

Dalam perjalanan ini, kita akan mengunjungi beberapa pulau suaka taman purbakala seperti Pulau Cipir, Pulau Kelor, Pulau Onrust, Pulau Bidadari dan Pulau Edam. Pulau suaka margasatwa yang akan kita kunjungi adalah Pulau Rambut dan Pulau Pulau Bokor. Dalam acara rekreasi ini, peserta akan diajak untuk menginap 1 (satu) malam di Pulau Untung Jawa. Dipersilahkan membawa serta keluarga. Anak-anak sekolah boleh ikut.

Waktu :

18 Oktober* sampai *19 Oktober 2008*.

Tujuan :

Memberikan pendidikan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga peninggalan sejarah, budaya dan konservasi Kepulauan Seribu melalui acara rekreasi.

Jumlah Peserta & Panitia :

Minimum 20 orang atau Maximum 40 orang (memperhatikan kenyamanan dan keselamatan).

Lama Kegiatan :

2 hari 1 malam.

Biaya :

Rp. 450.000/pax*.

(Sudah termasuk penginapan,transportasi laut, makan dan minum, asuransi kecelakaan, life jackets, tiket masuk ke pulau-pulau, nara sumber).

Bagi yang berminat, email: franciscus@gmail.com atau hp 0818 145 135

*Acara untuk umum. Anak-anak boleh ikut.