martes, 26 de febrero de 2008

Pinjaman Lunak Lingkungan

Salah satu permasalahan yang dihadapi Usaha Kecil dan Menengah dalam pengelolaan lingkungan adalah tidak tersedianya dana untuk pengadaan peralatan pencegahan dan pengendalian pencemaran. Pemerintah Indonesia menyediakan pinjaman lunak untuk membantu usaha skala kecil dan menengah dalam:

Investasi di bidang pencegahan dan pengendalian pencemaran;
Meningkatkan efisiensi produksi;
Bantuan teknis

Dana pinjaman ini bersifat bergulir (Revolving Fund), sehingga akan diterus-pinjamkan kembali kepada nasabah yang menerapkan upaya pencegahan dan pengendalian pencemaran lingkungan.

Dana ini berasal dari bantuan Pemerintah Jerman melalui program Industrial Efficiency and Pollution Control tahap ke 2 (IEPC2) - Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW). Oleh karena itu disebut Program Pinjaman Lunak Lingkungan IEPC-KfW Phase II.

Ketentuan Pinjaman

Dana pinjaman ditujukan bagi:

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) nasional, yang memiliki aset kurang dari Rp 10 milyar (di luar tanah dan bangunan);
UKM sentra dan/atau individu yang berbadan hukum (CV, PT, koperasi dll.);
Potensial mencemari lingkungan.

Dana ini dapat diberikan apabila perusahaan tersebut telah memenuhi kelayakan teknis yang ditentukan berdasarkan penilaian KLH dan kelayakan finansial yang ditentukan berdasarkan penilaian Bank Penyalur.

Maksimum pinjaman adalah Rp 5 milyar (Rp 10 milyar untuk perusahaan sistem cluster) dengan tingkat suku bunga pinjaman yang kompetitif. Masa pengembalian pinjaman sekitar 3 – 10 tahun dengan masa tenggang waktu pembayaran pokok sekitar 0 -1 tahun. Ketentuan pembayaran bunga dan pokok sesuai dengan ketentuan intern Bank Penyalur.

Mekanisme Pengajuan Pinjaman

Keterangan :

Pengajuan permohonan pinjaman dari Perusahaan kepada Bank Penyalur.
Penilaian aspek finansial oleh Bank Penyalur.
Permohonan penilaian aspek teknis dari Bank Penyalur kepada KLH.
Penilaian aspek teknis oleh KLH.
Penyampaian hasil penilaian teknis KLH kepada Bank Penyalur.
Permohonan dana dari Bank Penyalur ke Bank Pelaksana.
Pencairan dana dari Bank Pelaksana ke Bank Penyalur.
Pencairan dana dari Bank Penyalur kepada Perusahaan Pemohon.

Komponen Pembiayaan

Komponen investasi yang dapat dibiayai:

Peralatan pencegahan pencemaran (Mesin produksi yang ramah lingkungan, mesin yang lebih efesien dari segi bahan baku, energi dan berkurangnya cacat serta kegagalan produk).
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Instalasi Pengendalian Pencemaran Udara (IPPU), Instalasi Pengolahan Limbah Padat (IPLP), Instalasi Daur Ulang Limbah (IDUL);
Jasa konsultasi desain sistem dan konstruksi sipil, pencegahan dan pengendalian pencemaran, serta daur ulang;
Lahan tapak IPAL.

Komponen modal kerja yang dapat dibiayai :

Modal kerja permanen yang terkait investasi seperti bahan kimia, suku cadang dan lain-lain yang terkait dengan mesin atau alat yang dibiayai oleh IEPC2 (tidak lebih dari 40%).

Komponen investasi yang tidak dapat dibiayai :

Biaya administrasi;
Pajak;
Bangunan pabrik, gudang, kantor, kantin;
Kompensasi dan pembebasan lahan pabrik;
Biaya operasi dan pemeliharaan;
Alat transportasi;
Power plant, genset;
Alat transportasi;

Bank Pelaksana

Bank Negara Indonesia
Bank Ekspor Indonesia

Bank Pelaksana adalah bank yang menampung dana dari KFW Jerman dan menyalurkan melalui Bank Penyalur.

Bank Penyalur

Bank Negara Indonesia
Bank Jateng
Bank BPD Kaltim
Bank Kalbar
Bank Bukopin
Bank Niaga

Informasi lebih lanjut dapat diperoleh pada:

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)

Gedung A Lantai 4
Jl. D.I. Panjaitan Kav. 24, Jakarta Timur 13410
Telp. (021) 8517161, 8517148 ext. 233, 85911854
Fax. (021) 8517161
E-mail : ASDEP.3-1-KLH@menlh.go.id
Website : menlh.go.id/pinjamanlunak

IEPC2 Technical Assistance Unit

Wisma Indomobil 2, Lantai 4
Jl. MT. Haryono Kav. 9, Jakarta 13330
Telp/Fax (021) 8516679
Email: office@iepc2.or.id

lunes, 25 de febrero de 2008

Apa ndak Sedih Anak hanya kenal Jeruk Mandarin, Pepaya, Jambu, Duren Bangkok, Apel USA/NZ?

Coba kita liat Jeruk Mandarin, Pepaya-Jambu-Duren Bangkok, Apel USA/NZ? Tersebar dimana-mana gak di kota dan di desa buah-buahan import sudah masuk di seluruh wilayah Indonesia.

Saking sudah menyebarnya bisa-bisa anak-anak Indonesia hanya akan tahu bahwa itulah buah-buahan Indonesia.....padahal khan banyak sekali yang kita miliki dan asli Indonesia....namun belum banyak yang berhasil tersebar seperti buah-buahan import tersebut.

Atas keprihatinan itu lahirlah KEJORA, yang digagas oleh Bpk. Didin D. Sastrapradja dan Ibu Setijati Sastrapradja, KEJORA telah hadir sejak 2 tahun lalu namun dalam format B/W. Mereka prihatin anak-anak sudah sangat jarang membaca lebih senang menonton TV, dan guru-guru yang kurang memiliki wawasan keindonesiaan.Anak-anak adalah harapan bangsa, itu sebabnya yang diinginkan bagaimana membantu mendampingi mereka dan kelak bisa membangun bangsa dan negara dengan tidak meninggalkan jati diri serta kekuatan alam Indonesia yang begitu melimpah, namun keadaannya saat ini dijajah oleh barang-barang import.

Kami yakin hati kita semua peduli dengan pendidikan anak-anak Indonesia....kalau dulu kita cuman peduli.....ayo kita wujudkan dengan memberikan bacaan yang menambah wawasan kekayaan alam-lingkungan Indonesia, kita bisa berikan tidak hanya kepada anak kita sendiri, tapi juga keponakan, cucu, anak jalanan, sekolah dekat rumah, dll.

Kita bisa bergerak secara individu ataupun lembaga/kantor, gagasan kami adalah semua orang/pihak yang peduli..... terlibat aktif dengan mendistribusikan informasi kekayaan alam Indonesia kepada anak-anak di sekitarnya. Kalau dulu kita biasa hanya membelikan bacaan untuk anak sendiri, maka kini tidak hanyak untuk pribadi namun juga untuk anak lingkungan sekitarnya. Bahkan staf-staf di kantor kita terlibat menyebarkan informasi ini.

Kami sadar untuk dapat diterima oleh anak-anak maka harus tampil menarik dan penuh warna dan ditulis dengan bahasa anak, maka sejak 2008 ini KEJORA tampil dengan berwarna disertai dengan ilustrasinya. Apabila ingin melihat bentuk Kejora silahkan klik disini.

Kami mohon bantuan doa sahabat dan rekan-rekan semua, semoga upaya dan cita-cita kami terwujud dan mendapat dukungan semua pihak. amin.

Salam sahabat hijau!

martes, 19 de febrero de 2008

Telah Ditemukan: Habitat Pesut

Tim survey dari Balai Taman Nasional Kayan Mentarang telah menemukan habitat Pesut Orcaella brevirostris, atau selama ini dikenal sebagai Pesut Mahakam (mamalia air tawar terakhir dan terancam punah yang termasuk ke dalam appendiks II CITES - Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Floura), di sungai Sesayap yang mengalir dari wilayah hulu Kabupaten Malinau melalui Kabupaten Bulungan (sekarang dimekarkan menjadi Kabupaten baru bernama Kabupaten Tanah Tidung) dan bermuara dekat Pulau/Kota Tarakan dan Pulau-pulau kecil yang masuk wilayah Kabupaten Nunukan). Hal ini merupakan temuan baru yang sebelumnya Pesut Mahakam hanya diketahui berada di sepanjang perairan Sungai Mahakam, Danau Jempang, Danau Semayang dan Danau Melintang Kalimantan Timur.Kepala Balai Taman Nasional Kayan Mentarang IGNN Sutedja, selaku ketua tim survey menyatakan pada tanggal 10-12 januari 2008 telah berhasil secara meyakinkan merekamnya melalui kamera video dan kamera digital 7 ekor Pesut . Temuan pertama pada pukul 10.11 Waktu Indonesia Tengah (WITE) muncul ke permukaan air sungai satu ekor pesut muda dengan dua kali loncatan kecil. Hanya tampak punggung dan sirip bagian atasnya saja yang berlokasi di perairan teluk Sesino, berseberangan dengan Pulau Baru wilayah Kecamatan Sesayap (Hulu), Kabupaten Tanah Tidung. Berikutnya pada pukul 16.10 WITE sebanyak 6 ekor Pesut ditemukan di perairan Lubok Langit, di seberang Desa Sengkong, Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Tanah Tidung. Survey ini merupakan kegiatan ke-2 yang sebelumnya telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2007 pada lokasi yang sama dan berhasil menemukan 11 ekor Pesut.

Berdasarkan dialog dengan para nelayan yang bermukim di sepanjang Sungai Sesayap oleh tim survey BTNKM, sejak dahulu kala mereka sudah mengetahui keberadaan binatang menyusui ini dengan nama LAMUD . Dalam bahasa suku Tidung Lamud artinya lumba-lumba. Menurut cerita tokoh masyarakat Tidung di Kecamatan Sesayap, H. Mustofa, mengatakan Lamud adalah “ Manusia yang menjadi ikan ”. Manusia yang menjadi pesut tersebut adalah seseorang yang diperintahkan oleh rajanya menyelami sungai untuk mencari cincin kesayangannya yang jatuh ke dalam sungai. Berdasarkan cerita diatas ‘Lamud'/pesut ini dikeramatkan oleh masyarakat Tidung yang hidup turun temurun di pinggir sungai Sesayap. Hal inilah yang secara otomatis membentuk suatu kearifan lokal di kehidupan masyarakat untuk melestarikan pesut dan membiarkannya hidup berdampingan. Tentu hal ini sangat sejalan dengan visi konservasi keanekaragaman hayati.

Tim Survey Pesut Balai TNKM, Ketua IGNN Sutedja, bersama anggota timnya terdiri dari Basuni, Hendriadi Dasra, Imanudin, Edo Dwi Surya, Farhani Aini, Lutfi Argubi dan Nelayan Desa Sesayap (Musa Mustafa).

Untuk Informasi lebih lanjut (Foto/Video), hubungi :

Kepala Balai Taman Nasional Kayan Mentarang, IGNN SutedjaTel/Fax: 0553 2022758 Email: balai_tnkm@yahoo.com;
Matoa Albarits, Budi Hartono, email : budi@matoa.org