martes, 19 de febrero de 2008

Telah Ditemukan: Habitat Pesut

Tim survey dari Balai Taman Nasional Kayan Mentarang telah menemukan habitat Pesut Orcaella brevirostris, atau selama ini dikenal sebagai Pesut Mahakam (mamalia air tawar terakhir dan terancam punah yang termasuk ke dalam appendiks II CITES - Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Floura), di sungai Sesayap yang mengalir dari wilayah hulu Kabupaten Malinau melalui Kabupaten Bulungan (sekarang dimekarkan menjadi Kabupaten baru bernama Kabupaten Tanah Tidung) dan bermuara dekat Pulau/Kota Tarakan dan Pulau-pulau kecil yang masuk wilayah Kabupaten Nunukan). Hal ini merupakan temuan baru yang sebelumnya Pesut Mahakam hanya diketahui berada di sepanjang perairan Sungai Mahakam, Danau Jempang, Danau Semayang dan Danau Melintang Kalimantan Timur.Kepala Balai Taman Nasional Kayan Mentarang IGNN Sutedja, selaku ketua tim survey menyatakan pada tanggal 10-12 januari 2008 telah berhasil secara meyakinkan merekamnya melalui kamera video dan kamera digital 7 ekor Pesut . Temuan pertama pada pukul 10.11 Waktu Indonesia Tengah (WITE) muncul ke permukaan air sungai satu ekor pesut muda dengan dua kali loncatan kecil. Hanya tampak punggung dan sirip bagian atasnya saja yang berlokasi di perairan teluk Sesino, berseberangan dengan Pulau Baru wilayah Kecamatan Sesayap (Hulu), Kabupaten Tanah Tidung. Berikutnya pada pukul 16.10 WITE sebanyak 6 ekor Pesut ditemukan di perairan Lubok Langit, di seberang Desa Sengkong, Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Tanah Tidung. Survey ini merupakan kegiatan ke-2 yang sebelumnya telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2007 pada lokasi yang sama dan berhasil menemukan 11 ekor Pesut.

Berdasarkan dialog dengan para nelayan yang bermukim di sepanjang Sungai Sesayap oleh tim survey BTNKM, sejak dahulu kala mereka sudah mengetahui keberadaan binatang menyusui ini dengan nama LAMUD . Dalam bahasa suku Tidung Lamud artinya lumba-lumba. Menurut cerita tokoh masyarakat Tidung di Kecamatan Sesayap, H. Mustofa, mengatakan Lamud adalah “ Manusia yang menjadi ikan ”. Manusia yang menjadi pesut tersebut adalah seseorang yang diperintahkan oleh rajanya menyelami sungai untuk mencari cincin kesayangannya yang jatuh ke dalam sungai. Berdasarkan cerita diatas ‘Lamud'/pesut ini dikeramatkan oleh masyarakat Tidung yang hidup turun temurun di pinggir sungai Sesayap. Hal inilah yang secara otomatis membentuk suatu kearifan lokal di kehidupan masyarakat untuk melestarikan pesut dan membiarkannya hidup berdampingan. Tentu hal ini sangat sejalan dengan visi konservasi keanekaragaman hayati.

Tim Survey Pesut Balai TNKM, Ketua IGNN Sutedja, bersama anggota timnya terdiri dari Basuni, Hendriadi Dasra, Imanudin, Edo Dwi Surya, Farhani Aini, Lutfi Argubi dan Nelayan Desa Sesayap (Musa Mustafa).

Untuk Informasi lebih lanjut (Foto/Video), hubungi :

Kepala Balai Taman Nasional Kayan Mentarang, IGNN SutedjaTel/Fax: 0553 2022758 Email: balai_tnkm@yahoo.com;
Matoa Albarits, Budi Hartono, email : budi@matoa.org

No hay comentarios:

Publicar un comentario