lunes, 30 de junio de 2008

Oleh - Oleh dari Sukabumi

Terima kasih sahabat. Atas doa sahabat semua, MATOA dapat mengikuti Pameran Lingkungan Hidup yang Matoa informasikan sebelumnya.


Banyak informasi menarik yang akan Matoa bagikan kepada sahabat. Inilah di antaranya :

SMKN 3 Sukabumi bisa membuat media tanaman hidroponik dari limbah kertas koran. Mereka memproses kertas koran tersebut sebagaimana proses yang dilakukan pada daur ulang kertas..hanya jumlah airnya lebih sedikit, kemudian bubur kertas tersebut dijadikan media tanam tanaman hias.....tapi ingat..hanya tanaman hias..untuk tanaman buah tidak baik karena ada kandungan zat kimia pada tinta koran tersebut yang memungkinkan terbawa ke buah....perawatannya cukup sederhana...hanya dengan menyemprot tanaman tersebut sehingga bubur kertasnya tetap lembab......, dan mereka sudah mulai mendesain ecofashion lho......(PATUT DICOBA).




SMPN 10 Sukabumi juga dapat membuat pupuk kompos cair dari sabut kelapa muda. caranya :tumbuk sabut kelapa muda, yang baru dikupas atau masih basah, lalu airnya disaring....jadi deh pupuk kompos cairnya...hasilnya, menurut mereka, cukup baik. dan mereka juga dapat membuat dodol dari ganyong, ubi jalar, dan kulit pepaya lho......., dll.

info lengkap hubungi : SMPN 10 Sukabumi, Jl. Sani'in No. 28 (Benteng Tengah), Telp. 0266 222204


Dinas Kebersihan Kota Sukabumi mengolah sampah organik menjadi briket sampah dengan harga Rp 3000/kg, di mana 1 kg berisi sekitar 75 briket dengan produktivitas 12 briket/2 jam memasak.......dan masih terus diteliti agar dapat lebih murah dari gas dan minyak tanah...kompornya pun menggunakan kaleng bekas susu.

Untuk info lebih lanjut, hubungi : Bp. Rezi (0856 217 4315).

Oh iya, perlu MATOA ingatkan, don't judge a book by its cover. Seperti apa yang MATOA lihat pada diri sahabat MATOA dari Yayasan Garuda Nusantara. Mereka menampilkan DJ performance dan menunjukkan pada para pengunjung pameran bahwa, biarpun musik mereka seperti itu, tapi mereka peduli akan lingkungan dan orang-orang yang tertimpa bencana. Great!



Semoga bermanfaat...

Kenali Tanda Pengenal Plastik-Untuk Kesehatan dan Lingkungan Kita

MATOA siaran lagi. Materi siaran kali ini mengangkat isu tentang plastik. Coba kita perhatikan …… kehidupan kita sehari-hari, sudah dipenuhi berbagai jenis plastik dan berita tentang bahaya plastik sudah sering kita ketahui, apalagi tentang limbahnya yang sulit untuk di daur ulang. Bahkan dalam kehidupan kita saat ini sulit sekali menghindari plastik dari kegiatan kita.

Coba saja sebutkan plastik di sekitar kita :

Tas kresek (warna putih, hitam, merah, dll), toples tempat makanan, botol tempat minuman air dingin di dalam kulkas, botol susu, gantungan baju, TV, kulkas, pipa pralon, plastik laminating, gigi palsu, compact disk (CD), kutex (pembersih kuku)…bahkan pakaian atau pakaian dalam kita ada yang mengandung plastik loh.

Kalau memang plastik itu tidak baik untuk kesehatan, apakah ada aturan yang melindungi kita sebagai pemakai?Ternyata ada loch….dan itu sudah diatur dan ditetapkan secara internasional, sehingga di manapun di belahan dunia ini kode dan simbolnya sama. Sehingga kita sebagai orang yang sangat awam pun dapat mengetahuinya. Sayangnya belum banyak yang tahu tentang tanda-tanda tersebut, bahkan mungkin belum ada yang memberitahukannya.

Bagaimana Mengenali Kemasan Plastik dengan Baik?

Perlu kita ketahui bersama bahwa secara internasional telah diatur kode untuk kemasan plastik, yang mungkin bagi kita yang awam sangat perlu untuk diketahui, karena tanda tersebut berkaitan :

- Jenis bahan serta cara

- Dampak pemanfaatannya bagi manusia.

Kode ini dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry pada tahun 1988 di Amerika Serikat dan diadopsi pula oleh lembaga-lembaga yang mengembangkan sistem kode, seperti ISO (International Organization for Standardization).

Secara umum tanda pengenal plastik tersebut :

- berada atau terletak di bagian dasar,

- berbentuk segi tiga,

- di dalam segitiga akan terdapat angka,

- serta nama jenis plastik di bawah segitiga,

Ada berapa jenis tanda pengenal plastik itu?

Informasi mengenai tanda pengenal plastik dan materi lengkap siaran kali ini, dapat sahabat download file di bawah ini.

Materi Sapa Nusantara 30 Juni 2008

viernes, 20 de junio de 2008

Pameran Lingkungan Hidup di Kota Sukabumi

Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia Tingkat Kota Sukabumi Tahun 2008, Pemerintah Kota Sukabumi (Dinas Tata Ruang, Lingkungan Hidup, dan Pemukiman) mengundang MATOA untuk ambil bagian dalam Pameran Lingkungan Hidup pada tanggal 27 - 29 Juni 2008, bertempat di Lapangan Merdeka, Kota Sukabumi.

Bagi Sahabat yang berdomisili di Kota Sukabumi dan sekitarnya, dan atau Sahabat yang memiliki kawan di Kota Sukabumi dan sekitarnya dapat diinformasikan tentang kegiatan tersebut.

Silahkan hadiri pameran tersebut dan jangan lupa untuk mengunjungi stand MATOA yach.

Thanks.

martes, 17 de junio de 2008

Sapa Nusantara 16 Juni 2008

Sahabat, untuk ke sekian kalinya MATOA siaran bareng Sapa Nusantara Indonesia Siesta. Kali ini judul materi yang diangkat adalah "AYO WASPADA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) YANG ADA DI DALAM RUMAH KITA".

Manusia dalam memenuhi kebutuhan yang hampir tak terbatas, memerlukan dukungan yang besar dari daya dukung lingkungan dan daya tampung lingkungan. Makin besar kebutuhan yang diperlukan maka makin besar pula dampak yang akan timbul.

Ditemukannya bahan-bahan dan senyawa kimia pada awalnya disambut gembira, namun dengan berjalannya waktu maka ditemukan dampak negatifnya. Secara sadar maka Limbah B3 perlu dikelola dengan baik dan benar pada waktu masih digunakan maupun yang harus tidak digunakan lagi.

Limbah Bahan Berbahaya & Beracun (B3) adalah bahan sisa (limbah) suatu kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (racun, mudah meledak, mudah terbakar, reaktif, beracun, menyebabkan infeksi dan serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.

Oh iya, seperti biasa, para pendengar Sapa Nusantara Indonesia Siesta pun diajak untuk membagi pengetahuan mereka tentang kesadaran dan pengetahuan mereka tentang keberadaan Bahan Berbahaya dan Beracun di dalam rumah para pendengar melalui sms ke nomor 9123 atau email di sapanusantara@matoa.org. Ternyata banyak juga dari para pendengar yang telah menyadari dan mengetahui keberadaan B3 tersebut di rumah mereka.

BTW, ada juga lho pertanyaan - pertanyaan menarik dan cerdas dari para pendengar. Seperti pertanyaan Mbak Any di Lumajang. Beliau bertanya :

Q : Apakah air minum dalam kemasan galon (berbahan plastik) itu berbahaya?

A : Galon air minum umumnya terbuat dari plastik High density polyethylene (HDPE), biasanya terdapat pada bagian bawah galon dengan kode angka 2 (tanda food grade). Untuk jenis ini, sebaiknya digunakan sekali pakai, tidak digunakan berulang - ulang. Selain itu, perlu diingat juga sebaiknya belilah air minum dalam kemasan galon ini dari merk yang sudah anda percayai, perhatikan galonnya, apakah kondisinya bersih atau tidak, dan jangan lupa bahwa plastik sangat berbahaya bila terkena air / makanan yang panas, jangan memasak atau mengambil nasi di magic jar pake centong yang terbuat dari plastik, dan gunakan peralatan plastik yang ada tanda food grade-nya.

Selanjutnya ada juga pertanyaan dari Mbak Marfuah di Semarang yang senada dengan pertanyaan Mbak Iin :

Q : Bagaimana cara mendaur ulang limbah B3 tersebut dan apa yang harus dilakukan bila memiliki bahan tersebut?

A : Untuk daur ulang limbah B3, pemerintah mengeluarkan kebijakan PP No. 18 /1999 jo PP No. 85 / 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3, diikuti pula dengan UU no 18 / 2008 tentang Pengelolaan Sampah bahwa kegiatan pengelolaan limbah B3 dilakukan oleh pemerintah dan atau lembaga yang telah memiliki ijin untuk menyelenggarakan kegiatan pengelolaan sampah. Bila kita memiliki limbah tersebut, sebaiknya dipisahkan dari limbah lainnya dan tentunya akan lebih baik bila mengurangi pemanfaatan bahan - bahan tersebut.

Mbak Aida di Jakarta juga bertanya,

Q : Dalam kondisi apa bahan - bahan tersebut berbahaya?

A : Sejak awal bahan - bahan tersebut telah berbahaya, dan akan lebih berbahaya bila bahan - bahan tersebut dibuang ke alam tanpa melalui proses pengelolaan limbah B3 yang telah ditentukan oleh pemerintah.

Semoga informasi ini bermanfaat bagi para Sahabat. MATOA tetap berharap para Sahabat tetap memberikan kritik, masukan, dan tanggapan atas informasi yang disampaikan oleh MATOA. Bagi para Sahabat yang membutuhkan file Sapa Nusantara kali ini, dapat mendownload file tersebut di bawah ini, juga kami sertakan informasi mengenai pengelolaan limbah B3.

sn-16-juni-2008.pdf

audit-limbah-b3.pdf

Kebun Botani untuk Masyarakat

lunes, 16 de junio de 2008

Museum Etnobotani

Sekali lagi, di tengah gaung kedaulatan pangan dan pemanasan global akhir - akhir ini, MATOA merasa perlu menginformasikan kepada para Sahabat tentang sebuah museum di Kota Bogor yang mengkoleksi berbagai tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan makanan, obat-obatan, pakaian, perkakas, bangunan, serta sesaji dalam upacara adat. Sebuah langkah yang -mungkin- sudah dilupakan oleh masyarakat Indonesia untuk mencintai dan memanfaatkan produk pangan dalam negerinya sendiri.



Etnobotani sendiri adalah sebuah cabang ilmu yang mempelajari hubungan tumbuhan yang dipergunakan penduduk asli dengan segala aspek kebudayaannya. Sesuai dengan namanya, museum ini memamerkan benda-benda yang memperlihatkan kreatifitas berbagai suku di Indonesia dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk menunjang kehidupan mereka sehari-hari.

Etnobotani adalah sebuah istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh seorang ilmuwan bernama Dr. J.W Harshberger pada 1595. Ilmu yang diperkenalkannya ini mempelajari tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan, obat-obatan, pakaian, perkakas, bangunan, serta sesaji dalam upacara adat.

Gagasan pendirian museum datang dari Prof Dr Sarwono Prawirohardjo yang saat itu menjabat ketua Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (sekarang Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) yang pertama. Sarwono menyadari bahwa perlu dibuat sebuah wadah untuk melestarikan pengetahuan lokal ratusan masyarakat daerah yang ada di Indonesia. Terpikirlah untuk membuat sebuah museum etnobotani.

Untuk menjalankan ide tersebut dikumpulkan lah berbagai artefak dari seluruh Indonesia. Pada tahun 1973, beberapa ilmuwan terkemuka berkumpul di Puslitbang Biologi. Yang berkumpul di antaranya tokoh permuseuman, para ahli ilmu sosial, kemasyarakatan dan antropologi serta pakar-pakar botani Indonesia. Mereka berkumpul untuk mematangkan gagasan pendirian sebuah museum yang bisa menampung kekayaan etnobotani Indonesia.

Pada 18 Mei 1982, bertepatan dengan peringatan 165 tahun berdirinya kebun raya Bogor, Menristek Profesor B.J Habibie meresmikan dibukanya museum ini.

Di dalam ruangan seluas sekitar 1600 meter persegi ini bisa ditemui berbagai macam benda dari tumbuhan yang dibagi dalam lima lorong, masing-masing berisi tiga sampai empat etalase yang juga berisi keterangan tumbuhan yang digunakan.

Museum Etnobotani menyimpan sekitar 1600 hingga 2000 koleksi mulai dari bahan pangan, sandang, papan, obat-obatan tradisional, alat rumah tangga, alat transportasi, alat pengolah pertanian, perikanan, alat musik, sarana upacara adat, mainan anak, dan juga kosmetik tradisional yang keseluruhan berbahan dasar tumbuh-tumbuhan. Koleksi tersebut dibagi dalam dua jenis pengawetan yaitu pengawetan kering dan basah, khusus untuk pengawetan basah hanya digunakan pada sampel buah-buahan.



Melihat kekayaan koleksi museum ini, pengunjung akan menyadari bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang amat kreatif menggunakan kekayaan alamnya.

Namun, kemudahan menemukan lokasi seperti saat mencari museum Zoologi, tak terjadi saat mencari museum Etnobotani. Saat menanyakan letak museum ini banyak orang yang bahkan belum pernah mendengar nama Museum Etnobotani.

Museum ini buka setiap hari Senin - Jumat pukul 08.00 - 16.00 WIB. Museum ini ternyata terletak bersebelahan dengan Puslitbang Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di Jl. Juanda 22-24, Bogor. Untuk masuk pun, pengunjung harus masuk dari pintu depan Puslitbang, melewati sebuah bangunan tua dengan tulisan Herbarium Bogoriense yang dipampangkan di puncak gedung.

Hanya ada petunjuk jalan seadanya saja yang mengarahkan pengunjung ke Museum Etnobotani. Dan untuk sampai disana pengunjung harus menyusuri jalan setapak kecil hingga kira-kira lima puluh meter dari bangunan utama.

Letaknya yang terpencil dan cukup sulit ditemukan membuat jarang sekali ada orang yang mengunjungi museum ini. Dalam dua bulan belum tentu ada satu pengunjung yang datang. Mendengarnya cukup menyedihkan, sebab setelah dilihat-lihat lebih dekat, sebenarnya museum ini punya banyak sekali benda menarik yang tentu akan menambah khazanah pengetahuan pengunjungnya.

Museum Etnobotani berada di sebuah gedung berlantai lima yang letaknya ada di samping Herbarium Bogoriense. Museum ini tak seberapa besar, dari keseluruhan lima lantai yang ada, hanya lantai dasar saja yang difungsikan menjadi museum etnobotani.

Saat masuk ke sana, tidak ada loket yang menyambut, seperti lazim terdapat di museum-museum lainnya. Sebuah pintu besar menuju ruang pameran menyambut pengunjung di tengah-tengah ruangan sebuah papan besar bertuliskan : Museum Etnobotani Indonesia Tema Pemanfaatan Tumbuhan Indonesia.

Pihak museum menyadari betul kekurangan museum yang sebenarnya menyimpan koleksi luar biasa yang amat patut dilihat. Untuk mempermudah akses ada rencana untuk membuka pintu masuk di bagian depan museum. Namun belum diketahui kapan tepatnya rencana ini akan direalisasikan.

Demikian sekilas tentang Museum Etnobotani, semoga kita dapat mencintai dan memelihara kekayaan pangan dan budaya Indonesia, dan menjadikannya sebagai kekuatan untuk mencegah pemanasan global dalam rangka menghambat perubahan iklim.

jueves, 12 de junio de 2008

KEJORA @ PLI 2008

Wah, tidak terasa sudah masuk medio 2008 aja.....bentar lagi liburan, bentar lagi sibuk daftar ke sekolah baru, beli seragam sekolah baru, beli buku baru, dll pokoknya yang baru-baru deh. Eits...tapi tunggu dulu, klo bisa Reuse, Reduce, dan Recycle, mengapa tidak.



Oh iya, jadi lupa, MATOA ingin menginformasikan kepada para Sahabat bahwa pada Pekan Lingkungan Indonesia 2008 yang lalu (bertempat di Hall B, JCC pada tanggal 5 - 8 Juni 2008), MATOA menghadirkan Kejora kembali. Sahabat sudah tahu kan apa itu Kejora? Hayo....yang belum tahu, cari tahu di website ini yah. Ok, bye...............

jueves, 5 de junio de 2008

Undangan Diskusi Panel

Pawai Hari Lingkungan Hidup - Anak SD Kota Bogor

Bapak Wali Kota Bogor hari ini Kamis, 5 Juni 2008, memimpin langsung kegiatan Anak-Anak SD Kota Bogor melakukan aksi inspirasi kepada warga Bogor menjadi ramah dan peduli lingkungan. Tampak jelas antusian anak-anak dalam kegiatan ini.

Aksi ini diorganisir oleh RMI, kami dari Matoa turut mendukung kegiatan ini dengan memberikan tips Ramah Lingkungan dan Buletin Kejora kepada peserta pawai.

Hari Lingkungan Hidup, Matoa di Stasiun KA Bogor

Memberikan inspirasi serta mengajak publik mewujudkan lingkungan yang lebih baik merupakan misi yang kami emban kapan saja, dimana saja dan kepada siapa saja. Dalam rangka memeriahkan hari Lingkungan Hidup kali ini pada Kamis, 5 Juni 2008, Matoa memilih para penumpang kereta api dari stasiun Bogor yang menuju Jakarta.Kali ini Matoa, membagikan tip Ramah lingkungan dan Buletin Anak Kejora, sebagai inspirasi bersama untuk mengajak anak Indonesia cinta tanah air dan peduli kekayaan alam Indonesia. kami berharap ada penumpang KRL Jakarta-Bogor yang ikut turut peduli menyebarkan Kejora ini kepada anak-anak Indonesia.

Kami pun menjelaskan konsep dan misi Kejora, bahwa 1 = 5, artinya berlangganan 1 paket mendapatkan 5 eksemplar yang sama, sehingga kejora tidak hanya untuk anaknya sendiri tapi juga untuk anak-anak yang lain disekitar mereka, atau dapat juga diberikan kepada SD tempat bersekolah dulu, panti asuhan, ataupun anak jalanan.

lunes, 2 de junio de 2008

Resep Singkong dari Sahabat

Sahabat, saat ini MATOA mengajak sahabat untuk berperan serta aktif menyampaikan informasi tentang berbagai hal berkenaan dengan gaya hidup ramah lingkungan. Sahabat yang kali ini ingin memberikan informasi tentang salah satu cara bergaya hidup ramah lingkungan adalah Mba Nia Ramelan. Beliau mengirimkan resep masakan berbahan utama singkong. Masakan dari singkong ramah lingkungan? Mungkin itu yang ada di benak sahabat saat membaca judul di atas.
Well, di tengah isu kedaulatan pangan dan -tentunya- perubahan iklim yang saat ini mengemuka, mengkonsumsi produk lokal merupakan salah satu langkah gaya hidup ramah lingkungan yang perlu dilakukan untuk menghadapi perubahan iklim. Salah satunya singkong, sebagai salah satu alternatif pangan yang tumbuh dengan baik di negeri ini. Selain itu, singkong dapat pula ditanam di pekarangan rumah, sehingga tidak banyak bahan bakar fosil yang terbuang untuk pendistribusiannya.
So, let's check it out!
Sawut Singkong Pecel





Bahan Sawut :

- 1 kg Singkong

- 5 btr Bawang putih

- 1 sdm Garam (sesuai selera)

Cara membuat:

Singkong dikupas dan dicuci bersih, kemudian diparut pakai parutan yang besar/parutan berlubang (yang lebih besar dari parutan keju).
Bawang putih dikupas kemudian dihaluskan.
Campur parutan singkong dengan bawang putih yang sudah dihaluskan dengan garam (fungsi bawang putih dan garam selain memberi rasa gurih juga menghilangkan bau langu dari singkong).

Kukus adonan singkong kira-kira 30 menit.

Setelah matang sajikan dengan pecel.

Pecel

- Sambal pecel siap pakai

- Sayuran (bayam, kacang panjang, tauge, brokoli dll)

- Timun.

Pelengkap lain

- Tempe goreng

- Telur mata sapi

- Bakwan





Sawut Singkong Tumis Genjer


(Resep sawut sama dengan di atas)

Tumis Genjer




Bahan:

- 2 ikat genjer

- 50 gr teri medan

- 5 siung bawang merah

- 4 siung bawang putih

- 5 bh cabe merah (jumlahnya sesuai selera, kalau ingin lebih pedas, tambah lagi cabenya)

- 1 lbr daun salam

- 1 sdth garam

- 2 sdm kecap manis

- 1 sdm tauco

- 2 sdm minyak goreng (untuk menumis)

Cara membuat:

- Cuci bersih genjer kemudian potong-potong (2 cm) sisihkan,

- cuci teri medan sisihkan

- Iris halus bawang merah, bawang putih dan cabe

- tumis bumbu yang diiris hingga harum, masukan teri, tauco, garam, kecap

beri sedikit air kira-kira 50 cc masukkan genjer bolak balik sampai layu, angkat.(jangan lama-lama)

- Sajikan dengan pelengkapnya, tahu dan tempe goreng.

Untuk penyajian lauk, Sawut Singkong ini dapat dipadankan dengan lauk apa saja, enak juga dipadukan dengan ikan, kadang-kadang cuma ikan asin sambal terasi dan lalap juga tetap enak. Saya bersyukur punya anak-anak yang bisa diajak mengeksplor makanan apa saja (as long as yang halal tentu)

Saya biasanya menyajikan menu pengganti nasi paling nggak kalau pas liburan,

Alhamdulillah mereka enjoy, dan gak pernah nanyain nasi, ya artinya mereka sudah bisa merasa kenyang dan cukup meskipun tanpa nasi. Yang penting tercukupi gizinya.

Salam

Nia Ramelan