viernes, 15 de mayo de 2009

Sekelumit Cerita Tentang Katak Pohon

Katak pohon biasanya berwarna kecoklatan. Menjelang malam biasanya akan terlihat diantara pepohonan atau tiba-tiba loncat dan menempel di dinding kamar mandi. Beruntung, tanggal 14 Mei 2009 kemaren, PEKA Indonesia mengadakan seminar kecil dengan judul “ Sekelumit Cerita Katak Pohon” oleh Mirza D. Kusrini.

Topik dalam seminar ini berdasarkan penelitian mahasiswa Mirza D. Kusrini di Institut Pertanian Bogor . Bahwa Indonesia, memiliki 408 jenis amphibi dan 102 jenis katak pohon. Lantas siapa saja katak pohon? Yaitu katak yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di pohon. Dengan ciri-ciri memiliki disk pada jari tangan dan kaki yang berkembang dengan baik. Memiliki selaput jari.

“Jadi cirinya ada pentolan atau selaput jarinya. Katak pohon lucu bentuknya. Loncat-loncat, matanya belo jadi popular di ekspor juga,” Jelas Bu Miki begitu panggilan akrabnya.

Katak pohon yang banyak diekspor biasanya diambil dari Papua. Quotanya bisa mencapai 10.000 ribu ekor pertahun. Saat ini ada 60 jenis katak pohon yang bisa diekspor. Salah satu eksportinya ada di Parung.

Mirza D. Kusrini juga menjelaskan, jenis-jenis katak pohon di Jawa, antara lain: Javan Tree Frog, Green Flying-Grog, Gold Striped Tree Frog, Wine-Coloured Tree Forg, Jacobson Tree Frog, Striped Tree Frog, File-eared Tree Frog dan Katak pohon mutiara belum ada nama Inggrisnya.

Banyak hal menarik yang dijelaskan Mirza D. Kusrini tentang katak pohon. Seperti anakan dari Gold Striped Tree Forg, dimana katak pohon ini tidak bermetamorphosis alias tidak mempunyai berudu.

“ Begitu netes langsung jadi katak kecil. Jadi tidak semua yang diajarkan di SD bener semua.” Tegas Mirza.

Seminar hanya dihadiri 10 orang saja, tapi cerita tentang katak semakin menarik. Apalagi cerita saat katak pohon akan kawin. Biasanya katak jantan akan bernyanyi mencari perhatian betina. Begitu betina sudah menentukan pilihan, dia memegang peranan. Terjadilah komunikasi visual.

“Betinanya akan menggendong jantan, loncat-loncat, bisa sangat jauh sekali. Mencari tempat yang nyaman untuk mengeluarkan telurnya. Bisa 5 – 12 jam lamanya, katak pembuahannya diluar. “ Bu Mirza terus bercerita.

Selama ini orang berpikir katak harus bertelor di dalam air. Ternyata tidak, di arboretum IPB, katak pohon itu bertelur di antara daun-daun, biasanya telur-telurnya akan jatuh ke dalam parit. Jadi cukup aman untuk telur katak pohon yang memang membutuhkan air.

Ada dua tipe sarang katak pohon, ada yang bertelur di daun dan ada yang bertelur di tanah. Sekali bertelur biasanya hamper 30 butir. Tidak semuanya menetes, mungkin setengahnya saja.

Katak pohon sangat tergantung dengan musim. Kampus IPB termasuk beriklim bagus untuk katak pohon. Jadi bisa diketahui kapan musim kawin. Sementara di Bedogol, Lido hampir setiap saat bertelur, tidak tergantung musim dan banyak sungai. Intinya tergantung dengan curah hujan.

Dan nyatanya katak pohon tidak selalu berwarna kecoklatan, ada juga yang berwarna hijau dan kekuningan. Apalagi di Amerika Selatan,warnanya cantik-cantik.

“warnanya tuh cantik, menyala, menandakan katak itu beracun. Dan memang kataknya beracun,” tambah Bu Mirza.

Ingin tahu lebih banyak tentang katak pohon? Silahkan gabung di mailinglistnya: forum_herpetologi_indonesia@yahoogroups.com

6 comentarios:

  1. lucu sekali ya, ....... jika ingin memelihara di rumah, apa persyaratannya dan bisa diajarkan cara merawatnya (termasuk bentuk kandangnya)

    ResponderEliminar
  2. Wah! untuk memeliharanya saya kurang paham Pak. Mungkin bisa gabung di mailinglistnya untuk lebih tahu tentang katak pohon, silahkan daftar ke forum_herpetologi_indonesia@yahoogroups.com

    ResponderEliminar
  3. saya kaget di kamar mandi ada katak kecil bisa merayap di dinding keramik dan loncatannya sampai satu meter, baru kali ini ketemu katak seperti ini, apa katak ini tidak berbahaya ?

    ResponderEliminar
  4. Ardi, katak yang muncul di kamar mandi Ardi bisa jadi katak pohon itu. Sebetulnya tidak berbahaya katak pohon itu.

    ResponderEliminar
  5. mau tanya mba...apakh sudah banyak buku tentang katak pohon, baik identifikasi maupun distribusi terutama di indonesia...mohon infonya

    ResponderEliminar
  6. ada buku Amfibi Jawa & Bali (LIPI - Seri Panduan Lapangan), penulis Djoko T. Iskandar, silahkan di cari di perpustakaan, namun buku ini tidak diperjualbelikan.

    ResponderEliminar