lunes, 2 de febrero de 2009

Mengamati Burung di Kebun Raya

Pagi hari, hiruk pikuk angkutan umum yang melintas di depan Kebun Raya Bogor bercampur dengan aroma sampah sayuran yang menumpuk. Tak banyak yang menyadari, Kebun Raya sebagai paru-paru Kota Bogor yang bernuansa alami bisa melepaskan kemelut dan stress.

Sejak berdirinya tanggal 18 Mei 1817, Kebun Raya Bogor hanya memiliki luas 47 hektar, sekarang berkembang menjadi 87 hektar. Tercatat ada 15.000 jenis tumbuhan tropis dan lokal Indonesia. Juga ada sekitar 86 jenis burung yang tidur dan makan di Kebun Raya Bogor.

Mulai dari pintu masuk utama di Pasar Bogor, tepatnya di Danau Gunting, ada burung Kowak malam kelabu yang hidup berkoloni. Sangat mudah mengamatinya. Tanpa harus menggunakan binocular atau teropong. Selain itu ada Raja udang meninting, Tekukur, Cucak kutilang, Kepodang, Takur ungkut-ungkut, Cekakak sungai, Betet juga Celepuk yang bisa dijumpai pada malam hari saja.

Dengan mata telanjang, Kowak malam kelabu di sekitar Danau Gunting atau di belakang Istana Bogor gerak-geriknya sangat mudah ditonton. Panjang tubuhnya sekitar 61 sentimeter, bagian kepala besar dan bertubuh kekar dengan warna bulu hitam dan putih. Burung dewasa, memiliki mahkota hitam serta bulu putih di bagian dada dan leher. Tampak pula dua bulu panjang tipis terjuntai dari tengkuknya.

Selama mengamati Kowak malam kelabu di Danau Gunting jangan lupa memakai topi. Burung yang bersarang dan membuat sarang di kanopi, di bawah naungan sebelah dalam tajuk pohon ini , sering hilir mudik di antara pohon. Mengeluarkan kotoran seenaknya, sehingga menempel di baju dan kepala pengunjung Kebun Raya.

Burung ini mudah diamati saat pagi dan siang hari. Waktunya beristirihat buat mereka. Menjelang malam, mereka akan terbang mencari makan ke sawah dan kolam ikan. Jadi, sangat mudah untuk mengidentifikasinya saat matahari masih terang.

Selain Kowak maling, yang sering mampir ke Danau Gunting adalah Raja udang meninting. Biasanya, suaranya yang tinggi “criit-tit” akan terdengar saat dia terbang. Dan pada saat bertengger, cicitannya terdengar lebih cepat. Paling menarik dari Raja udang meninting adalah warna punggungnya biru terang, alias biru metalik. Sedangkan warna bawah badannya itu merah-jingga terang dan warna penutup telinga biru mencolok.

Dengan ukuran badan hanya 15 sentimeter, burung ini benar-benar cantik. Apalagi saat mencari makan. Ia mempunyai kebiasaan yang unik. Dengan anggun ia akan memperhatikan sekitar kolam tempat mencari makan. Setelah agak lama, dia akan menengok kiri - kanan, atas - bawah. Begitu melihat mangsanya, burung ini akan memperlihatkan tingkah laku seperti sedang menggerakan tubuhnya maju mundur beberapa kali.

Tak hanya itu, tak jarang Ia melompat ke kiri dan kanan untuk mencari posisi yang tepat saat menangkap mangsanya. Setelah itu, dia akan mendekap seperti mau mengeram, diam sesaat sambil mengamati mangsanya. Dan secepat kilat Ia akan menangkap mangsanya, dengan gerakkannya yang lincah.

Jadi, sebelum mampir ke factory outlet dan wisata kuliner di Bogor, sebaiknya mengamati burung dulu di Kebun Raya Bogor. Untuk menyebarkan virus kecintaan pada burung di alam. Setiap tahun, anggota milis SBI-InFo, wadah bagi para pengamat burung liar menggelar acara “mantengin tripod” di Kebun Raya Bogor. Jadi, biarkan burung terbang di alam, dan amati tingkah lakunya. Jangan kurung mereka di kandang sempit, terpenjara.

No hay comentarios:

Publicar un comentario