viernes, 27 de febrero de 2009

Mengejar Pelangi Emas : BENUA MARITIM INDONESIA LABORATORIUM ALAM TERBESAR UNTUK SAINS DAN TEKNOLOGI

Mengejar pelangi hanyalah suatu yang tak mungkin, yang akan berakhir dengan mimpi yang kosong. Tidak demikian dengan mengejar pelangi emas. Jika direncanakan dengan matang, dengan strategi yang jitu, ini akan berakhir dengan hujan emas. Inilah kemampuan kita dalam sains dan teknologi yang merupakan sumber yang tak akan habis-habisnya, yang akan mendorong bangsa ini ke arah kesejahteraan dan martabat. Kepemimpinan yang visioner sangat dibutuhkan untuk bisa mewujudkan “the mission sacré” atau misi suci itu, dengan memanfaatkan seluruh karakteristik unik dari Benua Maritim Indonesia (BMI), untuk mengembangkan kemampuan sains dan teknologi dalam satu generasi, agar kita menjadi sejajar dengan negara-negara maju di dunia. Hal itu dapat dicapai melalui: pertama, mengembangkan sains dan teknologi yang memanfaatkan potensi sumber-sumber yang tersedia dengan cara yang cerdas, diikuti tahap kedua dengan mengembangkan sains dan teknologi untuk mewujudkan keunggulan, kemakmuran, dan martabat.
Dalam hubungan ini, cerita tentang seorang petani dan anaknya dapat mengingatkan kita tentang kearifan. Pada suatu hari, ada seorang petani yang telah hidup lama dari tanah pertaniannya yang subur. Dia memiliki seorang anak laki-laki yang ingin diujudkannya menjadi seorang petani yang unggul dari tanah pertanian itu. Namun, putranya itu lebih tertarik untuk mencari “hujan emas” di negeri orang. Dia berkeliling dunia untuk mencari emas, tapi gagal. Akhirnya dia kembali pulang dan menemukan ayahnya masih setia menggarap tanah pertaniannya. Anak itu bercerita kepada ayahnya tentang keputus-asaan dan kegagalan yang dia alami, dan memohon nasihat. Maka petani itu bertanya kepada anaknya: “Menurutmu apa yang aku kerjakan sekarang”? Kemudian dia bercerita tentang kisah berikut pada anaknya.
“Saya mempunyai seorang kakek. Sebelum dia meninggal dia bercerita bahwa bertahun-tahun yang lalu beberapa orang perompak datang ke sini dan mengubur sebuah kotak penuh dengan bongkahan emas. Setelah beberapa waktu, para perompak itu pergi dan menghilang. Kakekku membeli tanah itu. Dia menggali sambil menggarap tanah tersebut untuk kehidupannya. Sejak itu dia terus menggali dan menggali (untuk mencari emas juga) dan menggarapnya. Tanah itu tanah yang subur, yang memberikannya keberuntungan. Jadi dia mengajak anaknya untuk terus menggali, karena tinggal sedikit saja tanah yang belum tergarap. Dia yakin akhirnya mereka akan menemukan emas yang dicari itu. Dia berkata, dia melihat para perompak mengubur kotak pandora itu di suatu tempat”.
Anaknya terus menggali sambil membantu ayahnya menggarap tanah pertanian tersebut. Mereka berhasil dan menjadi makmur dari bercocok tanam. Ayahnya meninggal tidak lama setelah itu, meninggalkan pada anaknya pertanian yang subur sehingga menjadi sejahtera. Pada suatu sore menjelang matahari terbenam, dia duduk di atas bukit sambil memandang ke bawah ke tanah pertaniannya yang kaya, subur, dan membentang luas. Tiba-tiba dia jatuh berlutut, mencium tanah dan menangis. “Bagaimana aku begitu buta. Bongkahan itu ada di sana, di depan mataku”.
Moral cerita ini sangat sederhana. Benua Maritim Indonesia adalah Taman Ilahi. Garap dan manfaatkan dengan bijak. Seluruh rahasia ilmiah yang tersembunyi dibalik gelombang dan gunung-gunung adalah bongkahan emas itu. Ini adalah sumber yang tak akan pernah habis-habisnya: pengetahuan!
Apa yang dapat kita simpulkan dari semua ini? Tentu Indonesia harus meng-eksplorasi sumber-sumber alamnya. Tetapi harus dikelola dengan arif agar berkesinambungan. Ada hal lain yang tersembunyi di belakang sumber-sumber itu, yang lebih bernilai dari apapun, yakni harta karun ilmiah. Benua Maritim Indonesia adalah laboratorium alami terbesar dan paling beraneka ragam di permukaan bumi ini. Ini adalah surga bagi ilmuwan kebumian, ilmu hayati, kelautan, budaya, dan surga bagi teknologi kelautan. Semua itu tersedia di halaman rumah kita. Tuhan telah memberikan itu untuk kita. Kita harus mulai menggarapnya sehingga Indonesia dapat menjadi pusat ilmu pengetahuan alam dan pusat studi kelautan dan teknologi kelautan yang terbaik di dunia. Kalau kita tidak dapat melakukannya, itu merupakan dosa atas karunia yang begitu besar dari Tuhan.

Ditulis oleh Mudaham T. Zen

3 comentarios:

  1. Thanks, apa Bapak tahu pemanfaatan laboratorium untuk membantu proses KBM di kelas

    ResponderEliminar
  2. Bpk/Ibu Elma, Bisa dijelaskan lagi yang dimaksud proses KBM itu apa ya? terima kasih

    ResponderEliminar
  3. Alamtologi - Alam dan Teknologi.
    Teknologi terkini mesra Alam.
    - Alamtologi -

    ResponderEliminar