miércoles, 18 de febrero de 2009

Mengenal Badak di Gramedia Bogor

Bogor-Tak seperti biasanya, ruangan Toko Buku Gramedia di Botani Square, Bogor beralaskan karpet merah. Bukan untuk penyambutan bintang film. Karpet merah tadi untuk alas duduk tamu-tamu cilik peserta “Dongeng dan Talk Show Tentang Badak.”

Sayangnya, hingga jam 10.30 siang, 100 orang tamu-tamu cilik dari SD Regina Pacis yang ditunggu-tunggu, tak muncul. Forum Badak Indonesia selaku panitia acara berhasil menjaring anak-anak kecil pengunjung Gramedia untuk bergabung duduk di karpet merah.

Diantara keramaian pengunjung Gramedia, tangal 15 Februari 2009 lalu, Liana dan Lukman membuka acara dengan mengajak bermain “Hallo – Hai”. Tak lama bermain, peserta diajak menonton slide tentang keanekaragaman badak yang ada di dunia.

Selain Badak Jawa dan Badak Sumatra yang hidup di Indonesia, di dunia masih ada Badak India, juga Badak Hitam dan Badak Putih di Afrika. Koen Setiawan, penulis buku badak, sambil memegang patung kayu badak menjelaskan seputar kehidupan badak serta struktur kulit badak pada peserta.

Ternyata, dari kelima jenis badak yang ada di dunia, Badak Sumatralah yang memiliki rambut paling gondrong diantara kulitnya. Badak senang berkubang di lumpur menjadikan kulit tebalnya dingin. Selain itu, kulit tebalnya cukup sensitif terhadap gigitan serangga. Maka lumpur yang menebal, bisa menahan gigitan serangga.

Saat ini, populasi Badak Sumatra tinggal 200 ekor saja. Sedangkan Badak jawab hanya tinggal di Taman Nasional Ujung Kulon dan Vietnam. Menurut Koen, tidak ada satu pun kebun binatang di Indonesia yang memiliki Badak Jawa. Taman Safari pun hanya memiliki Badak Putih yang berasal dari Afrika.

Koen juga menjelaskan, tentang cula badak yang banyak dipergunakan untuk obat karena berkhasiat tinggi. Bahkan di Afrika, cula badaknya digunakan untuk sarung pisau, karena lebih padat.

Relawan Forum Badak Indonesia juga mengajak anak-anak bermain. Mulai dari menebak gambar di layar, hingga mengumpulkan ciri-ciri Badak Jawa dan Badak Sumatra. Permainan ini diikuti dua kelompok, dengan menempelkan ciri-ciri badak yang tertulis di kertas karton ke papan tulis. Pemenang permainan ini, mendapat hadiah dari Gramedia dan Yayasan Badak Indonesia, berupa alat tulis dan stiker.

Selain anak-anak, orangtua pun diajak bermain. Sayangnya, tak banyak yang berpartisipasi, hanya seorang ibu yang kebetulan masih betah duduk di karpet, menyanggupi permintaan panitia.

Sebelum semuanya beranjak meninggalkan karpet merah, peserta bersama-sama menonton film berjudul “Penyelamatan Rosa di Bukit Barisan”.

No hay comentarios:

Publicar un comentario