martes, 31 de marzo de 2009

Aksi Mulung Sampah di Sungai Ciliwung

Begitu sampai di depan Apotik Berbhakti, Pasar Bogor, beberapa teman relawan aksi mulung Ciliwung ketiga sudah berkumpul. Aku menghampiri Hapsoro, komandan aksi yang mengabariku lewat pesan singkat, kalau kegiatan mulung akan dimulai jam 7.30 pagi.

“Kita nunggu sebentar ya, spanduk kita hilang di curi,” jelas Hapsoro saat aku minta maaf karena terlambat datang.

“lho? Emang dipasang dimana, kok bisa hilang sih spanduknya?” Aku balik bertanya pada Hapsoro.

Spanduk yang bertuliskan “ Ciliwung Ruksak, Hirup Balangsak” sejak Sabtu malam sudah dipasang di jembatan dekat Kebun Raya Bogor. Paginya spanduk itu sudah raib. Kehilangan spanduk tak menyurutkan semangat relawan mulung sampah ketiga kalinya ini.

Setelah dibagi dalam dua kelompok, dan masing-masing membawa karung, kami pun turun ke bantaran sungai yang mengapit Pulau Geulis. Sempat kuperhatikan sekeliling sungai. Dan mataku tertuju pada Pulau Geulis. Nampak beberapa laki-laki sedang duduk di teras rumah sambil ngobrol, sedangkan di bawah rumah, tepat dipinggir sungai, beberapa lelaki sedang sibuk membersihkan ayam yang habis dipotong.

Sementara, di sebelahku Raifi Sakti (15), sudah asyik menarik sampah plastik yang melillit di antara kawat-kawat. Raifi sekolah di PGRI 5, Bogor. Ia ikut kegiatan mulung sampah ini karena diajak pamannya. Saat ditanya, kenapa Raifi mau bergabung dengan volunteer Ciliwung.

“ abis nanti Jakarta banjir. Lagian saya juga gak ada kerjaan kalo hari minggu, udah aja ikut sama Oom Imran,” Jawab Raifi.

Sesekali aku berhenti menarik sampah plastik. Mengarahkan kamera ke beberapa sudut Pulau Geulis. Dari sebrang, kelompok lain sibuk mengambil sampah. Nampak Hapsoro, asyik nyemplung ke sungai, mengambil sampah-sampah yang terbawa arus sungai.

Bahkan beberapa anak kecil yang tinggal di Pulau Geulis pun ikut nyebur dan mengambil sampah. Dengan asyiknya mereka berenang di sungai Ciliwung, juga mengambil karung-karung berisi sampah dari kelompok yang lain, dan membawanya sambil berenang ke sebrang. Duh! Semangatnya patut ditiru orang dewasa, mereka dengan cerita terus memunguti sampahnya.

Rupanya, keasyikan Hapsoro dan anak-anak mengambil sampah di hilir, tidak kompak dengan warga Pulau Geulis. Ada seorang laki-laki dengan asyiknya jongkok buang hajat di hulu. Ya! Kegiatan mulung sampah di Ciliwung, sepanjang bantaran Pulau Geulis betul-betul memprihatinkan. Masih ada warganya buang hajat ke sungai. Sampai-sampai Raifi terkena ranjau darat tersebut. Dan aku sempat mual-mual mencium aroma tak sedap berasal dari saluran pembuangan sebuah rumah.

Tak surut oleh kotoran manusia, kami terus mengais sampah plastic dan mengumpulkannya dalam karung. Aksi ini akan terus dilakukan setiap hari Minggu. Siapa pun bisa bergabung menjadi relawan atau memberikan donasi untuk membantu membeli karung dan biaya angkutan menuju TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah. Ayo! Bersama-sama kita jaga kebersihan sepanjang sungai Ciliwung.

Buat Anda yang ingin membantu bisa transfer ke :

Rekening :
Bank Niaga Syariah
No.Rek : 520.01.11698.11.3
a.n Sucie Ramadhanny

Kontak
Sucie Ramadhany 0815 7265 3007
Een Irawan Putra 0815 975 3580

1 comentario:

  1. Tjiliwoeng Dreams7 de abril de 2009, 10:05

    Wiiihh ... makasih banget nih udah di posting di laman ini. Makasih Mbak Irma

    ResponderEliminar