viernes, 24 de abril de 2009

Anti Kesejahteraan Masyarakat

Bertepatan dengan Hari Bumi, tanggal 22 April 2009 di Hotel Salak, Bogor diadakan seminar Festival Orang Rawa Gambut Se-Indonesia.
Konsorsium Pendukung Sistem Hutan Kerakyatan sebagai tuan rumah festival. Sesi pertama seminar menghadirkan Dr. A.Sonny Keraf, Menteri Negara Lingkungan Hidup . Fitran Ardiansyah, Direktur Program Iklim dan Energi, WWF Indonesia dan Muhammad Djauhari, Koordinator KpSHK.
Gending sunda mengiringi tiga orang penari dengan kostum berwarna kuning, hijau bercampur merah muda dipenuhi dengan manik-manik. Ketiga penari dari Sanggar Mayang Arum, berlenggak-lenggok membawakan tarian Ronggeng Nyentrik membuka seminar sesi pertama.
Dr. A. Sonny Keraf menjadi pembicara pertama. Dia baru saja pulang dari daerah untuk pelaksanaan pemilu legislatif. Awalnya hendak menolak untuk menjadi pembicara pada seminar rawa gambut ini.
“ Topiknya awam buat saya, dari TOR ada keprihatian dengan rawa gambutdan masyarakat adat. Ijinkan saya berbicara makro- melihatnya lebih makro”, komentar Sonny Keraf.
Ia juga menyampaikan beberapa hipotesa mengenai pembangunan di negeri ini.
“Jangan-jangan pembangungan kita di Indonesia, anti kesejahteraan rakyat, karena kebijakan pembangunan yang ditempuh. Saya kuatir pada akhirnya memiskinkan masyarakat setempat secara lebih luas.”
Lalu, Ia menceritakan kasus yang tidak ada kaitannya dengan rawa gambut sama sekali. Tentang pembangunan Semen Gresik, di Pati, Jawa Tengah. Rencana pembangunan Semen Gresik ini ditentang oleh masyarakat asli, suku Samin di Gunung Kendeng.
“Mereka menolak. Saya pun dalam posisi menolak, yang menarik, dilontarkanlah oleh gubernur dan pihak lain, saya anti kesejahteraan untuk masyarakat setempat.”
Rencana pembangunan Semen Gresik ini akan menghancurkan irigasi. Sepuluh tahun ke depan pertanian akan hancur.  Pembangunan Semen Gresik justru akan menghancurkan masyarakat, karena tidak menghiraukan nilai-nilai setempat.Dengan jelas  Sonny Keraf  berbicara di depan peserta seminar.
“ Saya tidak anti kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat tidak harus industri, bisa juga pertanian dan menjaga ekosistem di situ.”
Sonny Keraf kuatir ini akan terjadi pada lahan gambut. Membuka perkebunan kelapa sawit dengan iming-iming untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Sawitisasi akan menghancurkan ekosistem, yang bukan asli tanaman masyarakat setempat. Menghancurkan modal sosial ekonomi.”
Ia menambahkan bahwa pembangunan seperti itu tidak people center development. Biasanya dipaksanakan dari atas. Contohnya Semen Gresik tadi.
Akhirnya, Dr. A. Sonny Keraf menegaskan bahwa sebaiknya pembangunan itu seharusnya community development base yaitu berangkat dari masyarakat . Bisa dengan mengembangkan tanaman asli setempat, tidak harus sawit. Tidak dipaksakan dari atas, Maka tiga pilar pembangunan bisa tercapai dan ekosistem pasti terjaga. Semen Gresik hanya salah satu kasus yang dipaksakan dari atas.

No hay comentarios:

Publicar un comentario